Sabtu, 29 Maret 2014

STRATEGI PENGENDALIAN WERENG BATANG COKLAT (WBC)

STRATEGI PENGENDALIAN WERENG BATANG COKLAT (WBC) 
Oleh: Sitaresmi Dewayani*)

Wereng batang coklat (Nilaparvata lugens , Stall ) merupakan hama utama tanaman padi, disamping Penggerek Batang Padi, Tikus dan BLB.  Beberapa Kabupaten yang merupakan daerah kronis endemis OPT ini, harus mewaspadai serta melakukan upaya – upaya untuk mengantisipasi meluasnya serangan.
Mengakhiri musim tanam padi MH 2013/2014 dilaporkan WBC menyerang beberapa Kabupaten di Jawa Barat. Kabupaten dengan luas serangan tertinggi adalah Ciamis, Indramayu, Karawang, dan Kuningan. Berdasarkan hasil prakiraan yang dirilis oleh BBPOPT Jatisari pada MH 2013/2014 ini Tiga propinsi di pulau jawa menempati urutan teratas serangan WBC ini, masing masing Jawa Timur (3054 ha), Jawa Barat (1609 ha) dan Jawa Tengah (1179 Ha). Dengan diketahuinya angka prakiraan serangan ini, kita dapat mengantisipasi serangan lebih dini.
Keberadaan Hama WBC di pertanaman pada stadium pertumbuhan menyebabkan penurunan kapasitas produksi .Pada popalasi yang tinggi dapat menyebabkan “hopperburn”. WBC memiliki kemampuan mobilitas yang tinggi, dan mampu beradaptasi dengan berbagai agroekosistem pertanaman. Karena kemampuan adapatasinya inilah maka luas serangannya semakin meningkat sejak awal dilaporkan.
 Menurut IRRI 1973, Kehilangan hasil Tanaman padi oleh WBC stadia nimfa yang diinfestasi selama 14 hari pada varietas IR 22 usia 25-29 HST dapat menurunkan hasil hingga 85 %. Belum lagi akibat yang ditimbulkan berupa penularan penyakit virus kerdil rumput dan kerdil hampa. Keadaan ini dominan terjadi pada musim hujan.
Lingkungan abiotik sangat berpengaruh terhadap perkembangan WBC, suhu optimum untuk perkembangan WBC adalah 18 -28C. Kerapatan tanaman, curah hujan dan keadaan air sawah  sering menjadi pemicu kelembaban yang menyebabkan suasana yang nyaman bagi perkembangan WBC.
Lingkungan biotik termasuk didalamnya adalah Musuh alami dan  varietas.  Keberadaan musuh alami menjadi sangat penting dalam menekan populasi WBC, jenis musuh alami yang diketahui mampu menghambat perkembangan WBC adalah Predator, Parasitoid dan Patogen serangga. Predator yang sangat efektif antara lainLycosa sp, Opionea sp. ,Phaederus sp., Micraspissp.,Coccinella sp., dan Chyrtorrhinus sp. Parasitoid yang efektif untuk menekan populasi WBC adalah Anagrus sp.,Oligosita sp., danGonatocerus sp.
Jenis varietas memiliki pengaruh terhadap perkembangan populasi dan serangan WBC. Penanaman varietas tahan secara terus- menerus dan dalam skala luas merupakan faktor seleksi buatan yang merangsang pembentukan  populasi yang mampu beradaptasi dengan varietas tahan yang ditanam. Adaptasi dapat terjadi setelah 5 sampai 6 musim tanam. Pada saat adaptasi mencapai tingkat tertinggi, akan terjadi  “hopperburn” atau patahnya ketahanan varietas oleh populasi atau koloni baru.
Siklus hidup WBC berkembang dengan methamorfosa tidak sempurna, sehingga dalam daur hidupnya ada fase telur, nimfa/ pra dewasa dan dewasa. Telur diletakkan dalam kelompok tersusun seperti tandan pisang yang direkatkan dan ditutupi oleh operculum. dalam jaringan tanaman (pelepah dan tulang daun/malai jika populasinya tinggi),stadium telur di daerah tropis berkisar antara 7 – 11 hari (tergantung pada rata-rata suhu setempat),pad fase Nimfa morfologi dan cara hidup sama dengan dewasa, untuk berkembang menjadi dewasa melalui 5 instar nimfa. Masing-masing instar nimfa dapat dibedakan berdasarkan bentuk dan ukuran bakal sayap depan (mesonotum) dan bakal sayap belakang (metanotum). Nimfa instar-1 putih kotor dan bakal sayap belum berkembang dan relatif sulit dibedakan dengan wereng punggung putih.Nimfa instar-2 berwarna putih dengan konfigurasi coklat.Nimfa instar-3 coklat terang dan mesonotum menutupi < 50 % metanotum. Nimfa instar-4 coklat dan mesonotum menutupi >50 % metanotum. Nimfa instar-5 coklat dengan mesonotum melebihi panjang metanotum.Lama stadium nimfa berkisar 12 – 14 hari tergantung suhu lingkungan. Serangga jantan dan betina memiliki 2 bentuk sayap yaitu makroptera (panjang) dan brakhiptera (pendek), yang sangat dipengaruhi populasi dan mutu makanan. Masa pra-oviposisi betina berkisar 1 – 2 hari.
Pengendalian secara preemtif dilakukan sebelum tanam, jangan lupa melakukan pengamatan rutin pada pertanaman, sehingga keberadaan OPT terdeteksi sejak dini. Lakukan  pengelolaan lahan secara benar, pengaturan air pengairan, menanam tanaman bunga- bungaan yang disukai musuh alami, penanaman varietas yang tahan terhadap WBC, misalnya memberamo, widas, Cimelati untuk Bio-tipe 1, dan untuk Biotipe-2 gunakan memberamo,cigeulis dan Ciapus. dan pengaturan jarak tanam yang baik  misalnya legowo   2 :1 atau 3 :1,  tujuannya adalah agar OPT mudah dikendalikan dan membuat kondisi yang tidak nyaman bagi perkembangan OPT. Apabila populasi telah melewati ambang pengendalian upaya penting harus segera dilakukukan adalahAction di lapangan, segera lakukan aplikasi pestisida menggunakan pestisida yang ada di kabupaten melalui Brigade Proteksi TPH. Diupayakan tanaman yang puso disabit/ babat/ eradikasi agar tidak menjadi sumber serangan. Gunakan Strategi pengendalian OPT antara lain :
Dimehipo , lima hari kemudian dilanjutkan dengan menggunakan insektisida yang bertujuan menghambat terjadinya pergantian kulit pada fase nimfa (Bupofrezin).
Upaya lebih lanjut untuk mengendalikan WBC pada musim tanam yang akan datang perlu diadakan bimbingan teknis alumni SLPHT dan pembentukan Regu Pengendali Hama, serta Pemanfaatan alumni SLPHT dan Petani Pengamat. ©
*) POPT Muda Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

Sumber:
·  Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat.
·  Bahan Pelatihan P3OPT Jatisari 2012, Evaluasi Prakiraan serangan OPT MH 2013/2014 BBPOPT Jatisari, Pedoman Pengendalian OPT Tanaman Pangan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Jawa Barat.

Sumber : Admin Diperta Jabar 
Penulis : Sitaresmi Dewayani 

Jumat, 28 Maret 2014

Arti Lambang Kabupaten Ciamis

Arti Lambang Kabupaten Ciamis

Lambang Kabupaten Ciamis

A. Perisai Bersudut Empat.

Sudut tengah atas melambangkan "harus ada pemimpin yang berkewibawaan".

Kedua sudut kiri dan kanan yang sama tinggal letaknya, melambangkan cita-cita daerah yang adil dan makmur.

Ketiga sudut bagian atas melambangkan syarat minimum kesejahteraan masyarakat yaitu: sandang pangan yang cukup, keamanan dan keinsyafan/kepercayaan.

Keempat sudut perisai, melambangkan syarat untuk tercapainya kemakmuran menurut leluhur bangsa Indonesia ialah : setia kepada pemimpin meniadakan musuh-musuh, bertindak adil menurut hukum yang berlaku, waspada setiap saat demi keselamatan daerah dan negara.

B. Di dalam perisai

tersebut terdapat lukisan-lukisan

Pohon kelapa melambangkan penghasilan daerah Ciamis yang terutama disamping padi.
Gunung Sawal melambangkan mengenangkan para leluhur Ciamis.
Bidang Kuning Mas mendatar melambangkan daerah padi.
Bidang putih bergerigi, melambangkan benteng pertahanan.
Bidang putih mendatar berisi gubahan rumput, melambangkan rawa.
Lengkung-lengkung putih, melambangkan laut dan sungai.
Bundaran kuning mas yang menyerupai payung yang terkembang, melambangkan kerajinan tangan, seni budaya kekal (langgeng) ketekunan.
Pada bagian bawah perisai terdapat sebuah kalimat "Mahayunan Ayuna Kadatuan" yang berarti menghadapi pembangunan kebahagian daerah.

C. Arti warna-warni :

Ungu : Kekayaan budhi
Kuning : Kekayaan duniawi, cahaya kelegaan
Hijau : Damai, subur
Putih : Suci, bersih
Hitam : Tegas, kuat

#SekedarInfo

Arti Lambang Kabupaten Ciamis

Lambang Kabupaten Ciamis

A. Perisai Bersudut Empat.

Sudut tengah atas melambangkan "harus ada pemimpin yang berkewibawaan".

Kedua sudut kiri dan kanan yang sama tinggal letaknya, melambangkan cita-cita daerah yang adil dan makmur.

Ketiga sudut bagian atas melambangkan syarat minimum kesejahteraan masyarakat yaitu: sandang pangan yang cukup, keamanan dan keinsyafan/kepercayaan.

Keempat sudut perisai, melambangkan syarat untuk tercapainya kemakmuran menurut leluhur bangsa Indonesia ialah : setia kepada pemimpin meniadakan musuh-musuh, bertindak adil menurut hukum yang berlaku, waspada setiap saat demi keselamatan daerah dan negara.

B. Di dalam perisai 

tersebut terdapat lukisan-lukisan

Pohon kelapa melambangkan penghasilan daerah Ciamis yang terutama disamping padi.
Gunung Sawal melambangkan mengenangkan para leluhur Ciamis.
Bidang Kuning Mas mendatar melambangkan daerah padi.
Bidang putih bergerigi, melambangkan benteng pertahanan.
Bidang putih mendatar berisi gubahan rumput, melambangkan rawa.
Lengkung-lengkung putih, melambangkan laut dan sungai.
Bundaran kuning mas yang menyerupai payung yang terkembang, melambangkan kerajinan tangan, seni budaya kekal (langgeng) ketekunan.
Pada bagian bawah perisai terdapat sebuah kalimat "Mahayunan Ayuna Kadatuan" yang berarti menghadapi pembangunan kebahagian daerah.

C. Arti warna-warni :

Ungu : Kekayaan budhi
Kuning : Kekayaan duniawi, cahaya kelegaan
Hijau : Damai, subur
Putih : Suci, bersih
Hitam : Tegas, kuat

#Semoga Bermanfaat bagi baraya info nya.

#SalamBaraya