Minggu, 07 Desember 2014

Upacara Adat Nyuguh RT 08 Dsn Cibelah


Prosesi Upacara Adat Nyuguh

Upacara Adat Nyuguh ini merupakan suatu upacara ritual tradisional Adat yang masih sering dilakukan di sebagian wilayah Kabupaten Ciamis khususnya di Ciamis sebelah timur yang selalu dilaksanakan pada tanggal 25 shapar pada setiap tahunnya. Pada kesempatan ini juga bertempat di RT 08 Dsn Cibelah kembali diadakan upacara Nyuguh yang dilaksanakan pada hari Minggu Tanggal 7 Desember 2014. Konon upacara Nyuguh ini muncul pada masa Kerajaan Pakuan Padjadjaran. Ya, ketika itu utusan Raja Padjadjaran akan melakukan perjalanan ke Jawa Tengah untuk berperang. Sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan Jawa Tengah, termasuk wilayah Cisaga, Tambaksari pun disinggahi oleh utusan Padjadjaran. Layaknya warga kepada utusan raja, masyarakat  menyambut utusan sang raja dengan cara menyuguhi sejumlah makanan khas daerahnya.


Makanan untuk upacara Nyuguh



Tetua Kampung (Kuncen) Melaksanakan ritual upacara Nyuguh


Sumber Referensi : http://www.rakyatmerdeka.co.id/nusantara/2009/04/30/9836/Nyuguh-Kampung-Kuta-Wajib-Digelar, 

Minggu, 12 Oktober 2014

KEMANA ORANG SUNDA?

Pertanyaan di atas mungkin terasa aneh ketika di tanyakan, melihat begitu banyaknya penduduk yang mengaku suku sunda. Tetapi ketika pertanyaan itu di arahkan, seperti : " Kemana orang sunda yang ber-adat istiadat sunda dan mempunyai tata krama sunda?". atau " Dimana orang sunda dalam pembangunan negara indonesia?".


Nah, ketika pertanyaan tersebut di lontarkan barulah orang mulai bertanya kepada sebelahnya ataupun dirinya sendiri. Kemana/siapa orang sunda itu?

Budaya yang hilang...
     
     Budaya merupakan ciri suatu bangsa. Orang dapat membedakan suatu suku atau bangsa, yaitu dengan perbedaan budayanya. Budaya lah yang paling menonjol dari segi fisik untuk membedakan antar suku bangsa.

Dilihat dari aspek ragam budaya, indonesia memiliki banyak suku bangsa yang tiap - tiap suku bangsa mempunyai perbedaan budaya. Akan tetapi tiap - tiap budaya di indonesia, sama - sama mempunyai budaya ketimuran yang khas. Yaitu Tata-Krama dan sopan santun. hal inilah yang kerap menjadi penilaian bangsa luar terhadap bangsa indonesia.

Budaya yang berlaku ini, jauh terbentuk ketika awal mula datangnya penduduk yang kemudian menetap di kepulauan di indonesia. Untuk kemudian berkembang sistem kerajaan dengan pokok - pokok ajaran agama, baik dari mulai ketika hindu-budha, maupun ketika berkembangnya agama islam. Kesemuanya itu sama - sama mengajarkan kesejatian hidup dan pengabdian terhadap hyang tunggal. mengerjakan kebaikan - kebaikan terhadap sesama dan mengajarkannya kepada keturunan mereka.

Adapun di Tatar Sunda, menjalani alur sejarah ini dengan pokok - pokok ajaran agama yang kuat. Kerukunan dengan bersemboyankan " Silih-Asah, Silih-Asih, Silih-Asuh" tertanam kuat dalam kehidupan masyarakat sunda.

Untuk kemudian kehidupan berangsur angsur berubah, bergeser sedikit demi sedikit. Terkikis budaya luar yang jauh dari sistem ketatakramaan yang selalu ditanamkan pada tiap pribadi orang sunda. hal ini mungkin sudah tak asing lagi, mengingat serbuan budaya luar yang semakin gencar terhadap muda - mudi yang sebetulnya belum memahami betul ketertiban atau keteraturan atau keluhuran budaya yang diwariskan dari nenek moyang mereka. Budaya menurut mereka hanyalah kebiasaan - kebiasaan yang bersifat "KOLOT" yang tak cukup modern untuk mereka.

Padahal kalau kita bisa menjunjung budaya luhur nenek moyang dan bereksperimen terhadap budaya sendiri, toh budaya tersebut akan lebih modern. Dan kita pun akan bangga dengan kemodern-an budaya sendiri. Lalu ketika mereka menjadi orang yang berbudaya luar, masihkah pantas di sebut orang sunda?...

Dari segi kesenian, sebenarnya banyak juga kesenian - kesenian asli sunda. dan malah sunda ketika awal era pertelevisian, banyak di sorot kesenian - keseniannya. hal ini harusnya menjadi pemicu anak - anak muda sekarang yang gak mau melestarikan budaya/keseniannya sendiri.

Jadi, bukanlah orangnya yang tidak ada. Akan tetapi orang yang pegang teguh budaya yang telah jarang ditemui...

Sumber : http://sundanese4indonesia.blogspot.com/2011/04/kemana-orang-sunda.html

Sabtu, 11 Oktober 2014

TRADISI NGIKIS JELANG RAMADHAN YANG TERLUPAKAN

CIAMIS - Ratusan warga Karangkamulyan, Ciamis, Jawa Barat, dan sekitarnya berbondong-bondong mengikuti tradisi Ngikis. Ngikis merupakan tradisi yang diselenggarakan setiap Senin atau Kamis terakhir sebelum memasuki Ramadan.

Puncak acara Ngikis ditandai dengan pengecatan simbolis pagar di kawasan Pancalikan, Situs Budaya Ciungwanara atau dikenal Objek Wisata Karangkamulyan. Tradisi yang diceritakan ini sudah berlangusng sejak abad ke-17 itu, rutin digelar masyarakat, tokoh adat, pemerintah, dan pelaku pariwisata setempat.

Jika dibanding tahun sebelumnya, acara Ngikis tahun ini lebih ramai. Jumlah pengunjung yang datang lebih banyak, begitu juga jajaran pejabat, tokoh adat, kasepuhan, dan pelaku pariwisata.

Setelah dilakukan proses pengalungan rangkaian bunga kepada Bupati Ciamis, Iing Syam Arifien, dan Kadis Pariwisata Ciamis, Sobar Sugema, rombongan memasuki kawasan Situs Budaya Ciungwanara menuju Pangcalikan diikuti arak-arakan punggawa berpakaian lengkap mengenakan pakaian adat Sunda.

Warga yang mengikuti arak-arakan juga membawa nasi tumpeng dan perbekalan makanan masing-masing.

Sesampai di Pangcalikan, Situs Ciungwanara, prosesi Ngikis dimulai dengan pembacaan sejarah Galuh. Perwakilan adat, masyarakat, dan pejabat secara bergantian melakukan simbolis pengecatan pagar. Selanjutnya, prosesi diakhiri dengan makan tumpeng bersama.

“Sekali pun harus berebutan dengan kera yang sesekali menghampiri makanan, suasanya saat unik dan ini mengesankan,” ujar Rani (26), seorang warga Karangkamluyan, Cijeungjing yang mengikuti tradisi Ngikis.

Bupati Ciamis, Iing Syam Arifien, mengulas, tradisi Ngikis sudah berlangsung turun-temurun. Ngikis merupakan simbol memperbaiki pagar di kawasan Pangcalikan.

“Dulu pagar di Pangcalikan terbuat dari bambu, setiap tahun diganti yang bambunya diambil dari seberang sungai di Patimuan. Sekarang pagar sudah permanen, sehingga simbolis dilakukan dengan pengecatan. Intinya sama memelihara dan memperbaiki pagar,” .

Lebih dalam lagi, sambung dia, arti Ngikis yakni memagari diri dari hal-hal negatif serta mempersiapkan fisik maupun mental menghadapi Ramadan. “Tradisi ini sangat bagus, sehingga perlu dipertahankan dan harus dikenalkan kepada anak-anak generasi penerus kita mendatang,” .

Sabtu, 29 Maret 2014

STRATEGI PENGENDALIAN WERENG BATANG COKLAT (WBC)

STRATEGI PENGENDALIAN WERENG BATANG COKLAT (WBC) 
Oleh: Sitaresmi Dewayani*)

Wereng batang coklat (Nilaparvata lugens , Stall ) merupakan hama utama tanaman padi, disamping Penggerek Batang Padi, Tikus dan BLB.  Beberapa Kabupaten yang merupakan daerah kronis endemis OPT ini, harus mewaspadai serta melakukan upaya – upaya untuk mengantisipasi meluasnya serangan.
Mengakhiri musim tanam padi MH 2013/2014 dilaporkan WBC menyerang beberapa Kabupaten di Jawa Barat. Kabupaten dengan luas serangan tertinggi adalah Ciamis, Indramayu, Karawang, dan Kuningan. Berdasarkan hasil prakiraan yang dirilis oleh BBPOPT Jatisari pada MH 2013/2014 ini Tiga propinsi di pulau jawa menempati urutan teratas serangan WBC ini, masing masing Jawa Timur (3054 ha), Jawa Barat (1609 ha) dan Jawa Tengah (1179 Ha). Dengan diketahuinya angka prakiraan serangan ini, kita dapat mengantisipasi serangan lebih dini.
Keberadaan Hama WBC di pertanaman pada stadium pertumbuhan menyebabkan penurunan kapasitas produksi .Pada popalasi yang tinggi dapat menyebabkan “hopperburn”. WBC memiliki kemampuan mobilitas yang tinggi, dan mampu beradaptasi dengan berbagai agroekosistem pertanaman. Karena kemampuan adapatasinya inilah maka luas serangannya semakin meningkat sejak awal dilaporkan.
 Menurut IRRI 1973, Kehilangan hasil Tanaman padi oleh WBC stadia nimfa yang diinfestasi selama 14 hari pada varietas IR 22 usia 25-29 HST dapat menurunkan hasil hingga 85 %. Belum lagi akibat yang ditimbulkan berupa penularan penyakit virus kerdil rumput dan kerdil hampa. Keadaan ini dominan terjadi pada musim hujan.
Lingkungan abiotik sangat berpengaruh terhadap perkembangan WBC, suhu optimum untuk perkembangan WBC adalah 18 -28C. Kerapatan tanaman, curah hujan dan keadaan air sawah  sering menjadi pemicu kelembaban yang menyebabkan suasana yang nyaman bagi perkembangan WBC.
Lingkungan biotik termasuk didalamnya adalah Musuh alami dan  varietas.  Keberadaan musuh alami menjadi sangat penting dalam menekan populasi WBC, jenis musuh alami yang diketahui mampu menghambat perkembangan WBC adalah Predator, Parasitoid dan Patogen serangga. Predator yang sangat efektif antara lainLycosa sp, Opionea sp. ,Phaederus sp., Micraspissp.,Coccinella sp., dan Chyrtorrhinus sp. Parasitoid yang efektif untuk menekan populasi WBC adalah Anagrus sp.,Oligosita sp., danGonatocerus sp.
Jenis varietas memiliki pengaruh terhadap perkembangan populasi dan serangan WBC. Penanaman varietas tahan secara terus- menerus dan dalam skala luas merupakan faktor seleksi buatan yang merangsang pembentukan  populasi yang mampu beradaptasi dengan varietas tahan yang ditanam. Adaptasi dapat terjadi setelah 5 sampai 6 musim tanam. Pada saat adaptasi mencapai tingkat tertinggi, akan terjadi  “hopperburn” atau patahnya ketahanan varietas oleh populasi atau koloni baru.
Siklus hidup WBC berkembang dengan methamorfosa tidak sempurna, sehingga dalam daur hidupnya ada fase telur, nimfa/ pra dewasa dan dewasa. Telur diletakkan dalam kelompok tersusun seperti tandan pisang yang direkatkan dan ditutupi oleh operculum. dalam jaringan tanaman (pelepah dan tulang daun/malai jika populasinya tinggi),stadium telur di daerah tropis berkisar antara 7 – 11 hari (tergantung pada rata-rata suhu setempat),pad fase Nimfa morfologi dan cara hidup sama dengan dewasa, untuk berkembang menjadi dewasa melalui 5 instar nimfa. Masing-masing instar nimfa dapat dibedakan berdasarkan bentuk dan ukuran bakal sayap depan (mesonotum) dan bakal sayap belakang (metanotum). Nimfa instar-1 putih kotor dan bakal sayap belum berkembang dan relatif sulit dibedakan dengan wereng punggung putih.Nimfa instar-2 berwarna putih dengan konfigurasi coklat.Nimfa instar-3 coklat terang dan mesonotum menutupi < 50 % metanotum. Nimfa instar-4 coklat dan mesonotum menutupi >50 % metanotum. Nimfa instar-5 coklat dengan mesonotum melebihi panjang metanotum.Lama stadium nimfa berkisar 12 – 14 hari tergantung suhu lingkungan. Serangga jantan dan betina memiliki 2 bentuk sayap yaitu makroptera (panjang) dan brakhiptera (pendek), yang sangat dipengaruhi populasi dan mutu makanan. Masa pra-oviposisi betina berkisar 1 – 2 hari.
Pengendalian secara preemtif dilakukan sebelum tanam, jangan lupa melakukan pengamatan rutin pada pertanaman, sehingga keberadaan OPT terdeteksi sejak dini. Lakukan  pengelolaan lahan secara benar, pengaturan air pengairan, menanam tanaman bunga- bungaan yang disukai musuh alami, penanaman varietas yang tahan terhadap WBC, misalnya memberamo, widas, Cimelati untuk Bio-tipe 1, dan untuk Biotipe-2 gunakan memberamo,cigeulis dan Ciapus. dan pengaturan jarak tanam yang baik  misalnya legowo   2 :1 atau 3 :1,  tujuannya adalah agar OPT mudah dikendalikan dan membuat kondisi yang tidak nyaman bagi perkembangan OPT. Apabila populasi telah melewati ambang pengendalian upaya penting harus segera dilakukukan adalahAction di lapangan, segera lakukan aplikasi pestisida menggunakan pestisida yang ada di kabupaten melalui Brigade Proteksi TPH. Diupayakan tanaman yang puso disabit/ babat/ eradikasi agar tidak menjadi sumber serangan. Gunakan Strategi pengendalian OPT antara lain :
Dimehipo , lima hari kemudian dilanjutkan dengan menggunakan insektisida yang bertujuan menghambat terjadinya pergantian kulit pada fase nimfa (Bupofrezin).
Upaya lebih lanjut untuk mengendalikan WBC pada musim tanam yang akan datang perlu diadakan bimbingan teknis alumni SLPHT dan pembentukan Regu Pengendali Hama, serta Pemanfaatan alumni SLPHT dan Petani Pengamat. ©
*) POPT Muda Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

Sumber:
·  Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat.
·  Bahan Pelatihan P3OPT Jatisari 2012, Evaluasi Prakiraan serangan OPT MH 2013/2014 BBPOPT Jatisari, Pedoman Pengendalian OPT Tanaman Pangan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Jawa Barat.

Sumber : Admin Diperta Jabar 
Penulis : Sitaresmi Dewayani 

Jumat, 28 Maret 2014

Arti Lambang Kabupaten Ciamis

Arti Lambang Kabupaten Ciamis

Lambang Kabupaten Ciamis

A. Perisai Bersudut Empat.

Sudut tengah atas melambangkan "harus ada pemimpin yang berkewibawaan".

Kedua sudut kiri dan kanan yang sama tinggal letaknya, melambangkan cita-cita daerah yang adil dan makmur.

Ketiga sudut bagian atas melambangkan syarat minimum kesejahteraan masyarakat yaitu: sandang pangan yang cukup, keamanan dan keinsyafan/kepercayaan.

Keempat sudut perisai, melambangkan syarat untuk tercapainya kemakmuran menurut leluhur bangsa Indonesia ialah : setia kepada pemimpin meniadakan musuh-musuh, bertindak adil menurut hukum yang berlaku, waspada setiap saat demi keselamatan daerah dan negara.

B. Di dalam perisai

tersebut terdapat lukisan-lukisan

Pohon kelapa melambangkan penghasilan daerah Ciamis yang terutama disamping padi.
Gunung Sawal melambangkan mengenangkan para leluhur Ciamis.
Bidang Kuning Mas mendatar melambangkan daerah padi.
Bidang putih bergerigi, melambangkan benteng pertahanan.
Bidang putih mendatar berisi gubahan rumput, melambangkan rawa.
Lengkung-lengkung putih, melambangkan laut dan sungai.
Bundaran kuning mas yang menyerupai payung yang terkembang, melambangkan kerajinan tangan, seni budaya kekal (langgeng) ketekunan.
Pada bagian bawah perisai terdapat sebuah kalimat "Mahayunan Ayuna Kadatuan" yang berarti menghadapi pembangunan kebahagian daerah.

C. Arti warna-warni :

Ungu : Kekayaan budhi
Kuning : Kekayaan duniawi, cahaya kelegaan
Hijau : Damai, subur
Putih : Suci, bersih
Hitam : Tegas, kuat

#SekedarInfo

Arti Lambang Kabupaten Ciamis

Lambang Kabupaten Ciamis

A. Perisai Bersudut Empat.

Sudut tengah atas melambangkan "harus ada pemimpin yang berkewibawaan".

Kedua sudut kiri dan kanan yang sama tinggal letaknya, melambangkan cita-cita daerah yang adil dan makmur.

Ketiga sudut bagian atas melambangkan syarat minimum kesejahteraan masyarakat yaitu: sandang pangan yang cukup, keamanan dan keinsyafan/kepercayaan.

Keempat sudut perisai, melambangkan syarat untuk tercapainya kemakmuran menurut leluhur bangsa Indonesia ialah : setia kepada pemimpin meniadakan musuh-musuh, bertindak adil menurut hukum yang berlaku, waspada setiap saat demi keselamatan daerah dan negara.

B. Di dalam perisai 

tersebut terdapat lukisan-lukisan

Pohon kelapa melambangkan penghasilan daerah Ciamis yang terutama disamping padi.
Gunung Sawal melambangkan mengenangkan para leluhur Ciamis.
Bidang Kuning Mas mendatar melambangkan daerah padi.
Bidang putih bergerigi, melambangkan benteng pertahanan.
Bidang putih mendatar berisi gubahan rumput, melambangkan rawa.
Lengkung-lengkung putih, melambangkan laut dan sungai.
Bundaran kuning mas yang menyerupai payung yang terkembang, melambangkan kerajinan tangan, seni budaya kekal (langgeng) ketekunan.
Pada bagian bawah perisai terdapat sebuah kalimat "Mahayunan Ayuna Kadatuan" yang berarti menghadapi pembangunan kebahagian daerah.

C. Arti warna-warni :

Ungu : Kekayaan budhi
Kuning : Kekayaan duniawi, cahaya kelegaan
Hijau : Damai, subur
Putih : Suci, bersih
Hitam : Tegas, kuat

#Semoga Bermanfaat bagi baraya info nya.

#SalamBaraya